Satu Bulan Satu Buku

Satu hal yang bikin saya sedih akhir-akhir ini adalah saya jarang sekali membaca buku-selain buku kuliah. Jangankan mau baca satu bulan satu buku, buat beli buku aja kadang waktunya enggak ada. Sejak saya kecil, saya memang hobi sekali baca buku. Saking sukanya membaca, sebelum saya sekolah taman kanak-kanak, saya sudah lancar membaca. Sebenarnya kebiasaan membaca buku ini ‘ditularkan’ oleh ayah dan ibu. Kebetulan, ayah dan ibu memang suka sekali membaca.

Ternyata kebiasaan ini terbawa sampai saya SMA. Saya masih ingat, dulu kalau ayah dan ibu menjenguk saya di asrama biasanya ayah akan bertanya “mbak icah mau beli jajan di supermarket X gak, nak?” tapi saya selalu bilang “mbak icah mau dibeliin buku aja yah. mau dianter ke gramedia aja.” Sejak saat itu ayah enggak cuma nanya mau beli jajan apa tapi juga nanya mau beli buku apa.

Dulu saat SMA, buku yang paling banyak saya beli adalah buku kumpulan rumus dan latihan soal fisika. Soalnya dulu saya langganan remedial. Sehingga jadilah saya membeli seabrek buku fisika. Pernah sih enggak remedial, kalau enggak salah cuma sekali saya enggak remedial. Untungnya yang remedial enggak hanya saya, tapi teman-teman satu kelas juga merasakan hal yang sama wkwk. *curhat*

Bermula dari doyan ke gramedia dengan tujuan untuk beli buku fisika, sampai saya kuliah S1 saya masih sering berkunjung ke Gramedia. Tapi buku yang saya beli enggak lagi buku fisika, saya mulai beralih membaca novel, buku-buku pengembangan diri, dan buku agama.

Saat kuliah, saya pernah ikut kegiatan bedah buku di kampus. Saat itu pembicaranya pernah mengatakan hal ini :

“Kepribadian seseorang itu dapat ditentukan oleh dua hal. Pertama, lingkungannya (dalam hal ini adalah teman-teman dan orang terdekat). Kedua, buku yang ia baca.”

Sejak saat itu, timbul keinginan di diri saya bahwa saya harus lebih sering membaca buku. Akhirnya saya memutuskan untuk membaca minimal satu buku selama satu bulan. Di tengah-tengah kesibukan kuliah dan organisasi di kampus, saya selalu menyempatkan untuk membaca buku. Biasanya setiap sebelum tidur saya selalu mengalokasikan 30 menit untuk membaca buku. Ternyata, apa yang diucapkan oleh pembicara saat saya mengikuti kegiatan bedah buku itu benar sekali. Saya merasa, membaca buku membuat saya bertumbuh menjadi lebih baik setiap hari.

Saya rindu sekali. Rindu membaca satu bulan satu buku. Mudah-mudahan ramadhan ini, saya bisa memulai kembali kebiasaan lama yang sempat saya tinggalkan ini. Mudah-mudahan kebiasaan baik ini juga dapat saya ‘tularkan’ kepada teman-teman dan anak-anak saya kelak. Aamiin.

Diakhir tulisan ini, saya ingin menyampaikan,  bacalah buku minimal satu judul dalam satu bulan. Bacalah buku yang membangun dirimu. Bacalah buku yang mengasah kecerdasan emosionalmu. Bacalah buku tentang produktivitas, tentang menjadi bermanfaat dengan mengikuti passion, tentang mengelola uang, tentang agama, tentang kebaikan-kebaikan apa saja. Bacalah buku sebanyak-banyaknya. 

Kalau google bisa memberi apa yang kamu mau. Buku bisa memberi apa yang belum kamu tahu.



Depok, 29 Mei 2017

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Filosofi Kopi : Ambisi atau Hati

Belum Saatnya Berhenti