menjadi dosen


Kurang lebih dua minggu lagi saya akan mengikuti ujian seleksi pascasarjana. Namun, entah mengapa akhir-akhir ini semangat belajar saya lagi kendor sekali. Saya seperti kehilangan tujuan hidup. Saya enggak biasanya loh seperti ini. Padahal kemarin lusa, salah satu teman baik saya sempat menyemangati via BBM. Dia berkata “sayang loh syah udah dapat beasiswa tapi masa ga semangat belajarnya.” Saya membenarkan apa yang dia katakan. Tapi semangat saya belum muncul juga. Well, semangat belajar itu memang harus saya sendiri yang hadirkan. Huft.

Orang-orang yang kenal dengan saya, rata-rata berpendapat bahwa saya adalah pribadi yang selalu bersemangat dalam belajar. Bahkan bukan hanya mereka yang dekat saja yang berpendapat demikian. Salah satu interviewer saya saat wawancara beasiswa, yang notabenenya baru saya kenal saat wawancara pun mengatakan hal yang serupa. Beliau berkata “Kamu ini semangat belajarnya tinggi sekali ya.” Saat itu saya hanya tersenyum dan diam-diam mengamini serta berdoa dalam hati. Mudah-mudahan semangat ini datangnya dari Allah dan mudah-mudahan semangat ini tidak pernah hilang dari dalam diri saya. Aamiin. 

Saya sengaja istirahat sejenak dari belajar dan meluangkan waktu saya untuk menulis di blog kesayangan ini. Yah, walaupun tampilannya belum menarik, tulisannya pun belum menemukan pembacanya, saya tetap nyaman berceloteh disini.

Mungkin diluar sana banyak sekali orang-orang yang ketenangannya di dapat setelah menceritakan masalahnya ke orang-orang terdekat, kalau saya tidak. Saya biasanya akan lebih memilih menulis ketimbang menceritakannya kepada orang lain. Bagi saya menulis itu merupakan sarana untuk membebaskan jiwa. Kadang menulis juga untuk mengisi waktu luang. Kadang juga untuk senang-senang. Bagi saya menulis ya seperti itu. Masalah dibaca oleh orang lain atau tidak, itu urusan belakangan. Yang penting tuliskan saja apa yang terlintas di kepala. Hehe.

Ehm, kembali ke topik saya, yaitu kehilangan semangat belajar. Sambil menuliskan ini tiba-tiba terlintas dibenak saya, bahwa ternyata life goal terdekat saya adalah menjadi dosen. Dan jika ingin menjadi dosen, saya minimal harus memiliki pendidikan Strata 2 (S2). Okay.... berarti saya memang harus belajar giat untuk menghadapi seleksi ini. Karena kesempatan baik yang datang tidak boleh disia-siakan begitu saja.

Saya jadi teringat, beberapa bulan yang lalu saat saya menuliskan essay untuk persyaratan melamar beasiswa, saya menuliskan bahwa saya ingin menjadi dosen. Sebenarnya enggak ada alasan yang gimana-gimana sih. Saya hanya merasa bahwa passion saya adalah menjadi dosen. Saya merasa memiliki bakat menjadi dosen saat saya melakukan kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN). Saat itu saya sempat beberapa kali menjadi guru les matematika untuk adik-adik Sekolah Dasar (SD) di Desa KKN tempat saya dan teman-teman Unsoed mengabdi. Ya memang, kalau dosen yang diajar kan mahasiswa bukan anak-anak. Namun menurut saya yang terpenting bukanlah siapa yang saya ajar, tapi apa yang dapat saya ajarkan. Dan yang jauh lebih penting dari dua hal tersebut adalah saya menikmati saat saya menjadi guru. Iya. Saya sangat me-nik-ma-ti-nya J

Hal lain yang membuat saya semakin mantap untuk menjadi dosen adalah kata-kata yang pernah dilontarkan oleh salah seorang idola saya, Bapak Anies Baswedan. Beliau pernah berkata “Secara konstitusional mendidik adalah tugas negara. Namun, secara moral mendidik adalah tugas bagi setiap kaum terdidik.” Saya sepakat. Saya percaya, setiap profesi adalah mulia, termasuk dosen. Saya tidak berharap suatu saat saya dapat mendidik dan mencerdaskan seluruh anak bangsa. Saya hanya berharap, paling tidak selama saya hidup, saya dapat menjadi manusia yang bermanfaat untuk orang-orang di sekeliling saya. Salah satu caranya ya dengan menjadi dosen. Hehehe.

Sebenarnya, jauh di dalam hati saya, saya memiliki keinginan bahwa nanti saat saya menjadi dosen saya tidak ingin hanya sekedar mendidik. Saya ingin menjadi dosen yang dapat mendidik juga menginspirasi. Saya ingin terus memberikan semangat belajar kepada mahasiswa-mahasiswi yang saya didik. Mudah-mudahan dapat menjadi kenyataan. Aamiin.

Saya paham sekali, perjalanan saya untuk mencapai impian ini masih sangat panjang. Mudah-mudahan selama perjalanan Allah senantiasa meridhoi setiap langkah saya. Mudah-mudahan jalan saya untuk meraih impian ini dilapangkan. Dan mudah-mudahan saya diterima di Pasca Sarjana Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia. Aamiin.

Salam,
April

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Filosofi Kopi : Ambisi atau Hati

Belum Saatnya Berhenti